PRM Jetis-2 Gelar Kajian Pimpinan ke-10: Bahas Kehidupan dalam Seni dan Budaya

PRM Jetis-2 Gelar Kajian Pimpinan ke-10: Bahas Kehidupan dalam Seni dan Budaya
Sukoharjo, mitrapolrinews.com - Dalam upaya meningkatkan semangat dakwah Islamiyah di tengah masyarakat, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Jetis-2 kembali menggelar Kajian Pimpinan ke-10 bertajuk “Kehidupan dalam Seni dan Budaya”. Kegiatan yang menghadirkan Ustadz H. Bimawan Syamsudin, S.P., Wakil Sekretaris PDM Sukoharjo, ini berlangsung di Masjid Al-Amin, Kampung Denokan, Jetis, Sukoharjo, pada Jumat malam (17/10/2025).

Kegiatan kajian ini dihadiri oleh berbagai unsur organisasi otonom Muhammadiyah, di antaranya pengurus Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Jetis 1 dan 2, Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Sukoharjo, Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah Sukoharjo, Takmir Masjid Al-Amin, serta Kokam Cabang Sukoharjo.

Panitia pelaksana, Ir. Rudy Setyohadi, menyampaikan apresiasi kepada Takmir Masjid Al-Amin yang telah menyediakan tempat dan fasilitas untuk terselenggaranya kegiatan rutin tersebut. Ia menjelaskan bahwa Kajian Pimpinan Muhammadiyah Jetis digelar setiap bulan sebagai sarana memperkuat pemahaman ideologi dan gerakan Muhammadiyah di tingkat ranting.

“Melalui kajian ini, kami ingin memperkenalkan kembali nilai-nilai dan arah gerakan Muhammadiyah agar semakin dipahami oleh warga dan masyarakat luas,” ungkapnya.

Dalam ceramahnya, Ustadz H. Bimawan Syamsudin, S.P. menekankan bahwa seni merupakan fitrah manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Ia mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, “Allah itu indah dan menyukai keindahan,” untuk menegaskan bahwa keindahan dalam seni adalah bagian dari ekspresi spiritual, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

“Karya seni hukumnya boleh selama tidak mengarah pada kerusakan, bahaya, atau menjauhkan diri dari Allah. Hal ini juga sejalan dengan hasil Munas Tarjih Muhammadiyah ke-22 tahun 1995,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa seni rupa yang menggambarkan makhluk bernyawa diperbolehkan untuk tujuan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan sejarah, sementara seni suara, baik vokal maupun instrumental, dapat diterima selama tidak melanggar norma-norma agama.

Ustadz Bimawan juga mengutip QS. Az-Zumar ayat 18, yang menegaskan pentingnya umat Islam untuk mendengarkan dan mengikuti hal-hal yang terbaik dari setiap pemikiran dan karya.

“Menghidupkan sastra Islam dan seni bernilai dakwah adalah bagian dari strategi membangun peradaban dan kebudayaan Islam yang berkeadaban,” pungkasnya.

Melalui kajian yang sarat makna ini, PRM Jetis-2 terus meneguhkan perannya sebagai motor penggerak dakwah pencerahan di tingkat ranting, dengan mengedepankan pendekatan budaya dan seni yang selaras dengan nilai-nilai Islam berkemajuan.

(Begug SW)

 

0 Komentar