Sukoharjo, mitrapolrinews.com - Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Jetis kembali menggelar Kajian Kemuhammadiyahan sebagai bagian dari penguatan ideologi dan pembinaan kader persyarikatan. Kegiatan tersebut berlangsung di Masjid Faturrahman, Pandean, Jetis, Sukoharjo, pada Kamis malam (25/9/2025), dengan menghadirkan pembicara Ustadz H. Muhammad Tri Wibowo, S.Pd.I., yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo. Kajian Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jetis Tekankan Etika Bisnis Islami
Kajian yang memasuki putaran kedelapan dari total 17 tema yang direncanakan ini mengambil bahasan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) dengan fokus pada “Kehidupan dalam Berbisnis.” Hadir dalam kesempatan itu para pengurus PRM Jetis 1 dan 2, Pimpinan Ranting Aisyiyah Jetis 1 dan 2, Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Sukoharjo, Takmir Masjid Faturrahman, hingga Kokam Cabang Sukoharjo. Kehadiran lintas organisasi otonom Muhammadiyah ini memperlihatkan kekompakan dan semangat kebersamaan dalam membangun dakwah di tingkat ranting.
Dalam sambutannya, Ketua PRM Jetis 1, Suryanto, S.T., menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kajian tersebut. “Alhamdulillah malam ini adalah kajian pimpinan putaran ke-8 dari 17 tema yang telah direncanakan. Saya berharap kajian ini bisa terus berkelanjutan dengan melibatkan peserta dari seluruh kader persyarikatan di kelurahan Jetis. Malam ini kajian cukup sukses,” ujarnya.
Tidak hanya kajian, acara juga disertai penggalangan dana untuk renovasi gedung Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus (MIM PK) Sukoharjo. Berkat partisipasi jamaah dan kader, terkumpul donasi sebesar Rp2,5 juta. Hal ini menunjukkan semangat gotong royong warga Muhammadiyah dalam mendukung keberlangsungan pendidikan.
Dalam materi kajiannya, Ustadz H. Muhammad Tri Wibowo, S.Pd.I., menekankan pentingnya menjalankan bisnis sesuai syariat Islam. Ia mengingatkan jamaah tentang bahaya praktik riba, gharar (ketidakjelasan), dan tadlis (penipuan) dalam dunia usaha. “Dalam berbisnis harus ada kerelaan antara kedua belah pihak, sebagaimana firman Allah dalam QS An-Nisa ayat 29. Jangan sampai bisnis kita mendzolimi saudara sendiri,” tegasnya.
Lebih jauh, ia mengingatkan agar pelaku usaha tidak melakukan praktik curang, termasuk mencari-cari rahasia bisnis orang lain tanpa izin. Menurutnya, sikap seperti itu tidak sesuai dengan nilai kejujuran dan keikhlasan yang diajarkan Islam.
Ustadz Tri Wibowo juga menekankan pentingnya inovasi dalam dunia usaha. “Ada pepatah, berubah atau kalah, inovasi atau mati. Belajarlah dari burung elang yang berani bertransformasi, rela berpuasa, bahkan menahan sakit demi hidup yang lebih panjang. Begitulah seharusnya kita dalam berbisnis, berani berubah untuk bertahan,” jelasnya memberi perumpamaan.
Di akhir kajian, ia memberikan motivasi kepada warga Muhammadiyah agar tidak berhenti belajar dari para ahli dan pelaku bisnis sukses. “Rasulullah SAW pun pernah menganjurkan umatnya untuk belajar kepada sahabat-sahabat yang kaya dan pandai berbisnis. Maka warga Muhammadiyah juga harus terbuka belajar dari yang berpengalaman,” pesannya.
Kegiatan yang berlangsung penuh kehangatan dan kebersamaan itu ditutup dengan doa bersama. Kajian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi kader Muhammadiyah Jetis untuk terus mengembangkan diri, baik dalam bidang dakwah maupun dalam dunia usaha, dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam. (Begug SW)
0 Komentar