![]() |
Kisah Inspiratif Iwan Safingi: Lulusan SMK Berpenghasilan $1500 sebagai Chef di Kapal Pesiar |
Iwan menamatkan pendidikan di SMKN 2 Ponorogo, dengan jurusan tata boga.
Keputusannya untuk memilih jurusan tersebut awalnya mendapat cemoohan dari
teman-teman sebayanya, karena sekolah tersebut dikenal sebagai "sekolah
perempuan." Dari ratusan siswa, hanya enam laki-laki yang memilih jurusan
ini. Namun, Iwan tidak membiarkan pandangan orang lain menggoyahkan
keputusannya. Sebaliknya, ia justru semakin gigih membuktikan bahwa pilihannya
tepat.
“Saya memilih sekolah di SMKN 2 Ponorogo karena tahu setelah lulus bisa
langsung bekerja di bidang yang saya sukai, yaitu kuliner,” ujar Iwan.
Sejak tahun pertama di SMK, Iwan sudah bekerja paruh waktu di beberapa
katering milik gurunya. Pengalaman ini membantunya menutupi sebagian kebutuhan
sekolah, sekaligus menambah wawasan dan keterampilan di bidang kuliner. Setelah
lulus pada 2015, Iwan menjual motor satu-satunya seharga Rp 11 juta untuk
melanjutkan pendidikan di Surabaya Hotel School. Di Surabaya, ia merangkap
sebagai siswa dan pekerja paruh waktu di hotel serta katering untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
Namun, tantangan terbesar datang ketika ayahnya meninggal dunia mendadak
saat Iwan hampir menyelesaikan pendidikannya. Peristiwa tersebut mengguncang
mental dan emosinya, namun ia tetap berusaha bertahan. Dengan tekad untuk
membantu keluarganya, Iwan merantau ke Kalimantan dan bekerja di Blue Sky
Hotel, Balikpapan. Meski penghasilannya belum besar dan biaya hidup di sana
tinggi, Iwan terus berjuang.
Setelah setahun bekerja di Balikpapan, Iwan pulang ke Ponorogo dan mencoba peruntungannya
dengan melamar pekerjaan di kapal pesiar. Kesempatan pertama gagal, namun Iwan
tidak menyerah. Ia mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya, berlatih lebih keras,
dan kembali mengikuti seleksi. Usahanya membuahkan hasil. Iwan diterima bekerja
di Carnival Cruise Line, salah satu perusahaan kapal pesiar terbesar di dunia,
yang memberinya kesempatan untuk berkeliling dunia sambil mengejar karirnya
sebagai chef.
“Banyak pengalaman yang saya dapatkan saat bekerja di kapal pesiar. Bekerja
dengan orang dari berbagai negara membuat saya harus mengelola SDM dengan baik,
mengolah makanan dari berbagai budaya, dan terkadang menghadapi tantangan
bahasa,” cerita Iwan.
Pengalaman kerja di kapal pesiar tidak hanya memberikan gaji dalam dolar,
tetapi juga bonus berupa perjalanan ke berbagai negara, seperti Amerika
Serikat, Jepang, Kanada, Prancis, Australia, hingga Haiti dan Puerto Rico.
Kesempatan ini menjadikannya pribadi yang lebih terbuka terhadap keberagaman
budaya, serta meningkatkan kemampuannya dalam mengelola masakan dari berbagai
negara.
Kini, Iwan merasa bersyukur atas perjalanan hidupnya. Ia mampu membuktikan
bahwa lulusan SMK, meski pernah dicemooh, bisa sukses asalkan tekun dan tidak
menyerah. Dengan gajinya yang sekarang, Iwan tidak hanya bisa memperbaiki
kondisi ekonomi keluarganya, tetapi juga mengangkat derajat keluarganya di mata
masyarakat.
"Kadang saya masih terbayang betapa bangganya almarhum bapak jika
melihat saya sekarang," ucap Iwan. "Bekerja di kapal pesiar bukan
hanya soal gaji besar, tetapi juga kesempatan untuk belajar dan
berkembang."
Iwan Safingi adalah contoh nyata bahwa perjuangan keras, ketekunan, dan tekad yang kuat mampu membawa seseorang dari keterbatasan ekonomi menuju kesuksesan.
0 Komentar