![]() |
Workshop Biopori Digelar di Ponorogo: Cegah Banjir dan Krisis Air Lewat Aksi Nyata |
Ponorogo, mitrapolrinews.com - Sebanyak 100 peserta mengikuti Workshop Biopori yang diselenggarakan Menabung Air Foundation di Hotel Maesa Ponorogo, Rabu (5/6/2025). Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman praktis mengenai manfaat lubang biopori dalam mencegah banjir dan krisis air, serta mendukung pembangunan desa ramah lingkungan.
Workshop ini menghadirkan Ir. Bambang Irianto, peraih penghargaan Kalpataru tahun 2018 dari Presiden RI, yang dikenal luas sebagai aktivis lingkungan dan pembina desa berkelanjutan di Indonesia. Dalam kesempatan itu, ia memaparkan pentingnya gerakan konservasi air berbasis masyarakat.
Selain peserta dan pemateri, acara ini juga dihadiri oleh Bobby Wibowo, CEO Maesa Group sekaligus inisiator gerakan Menabung Air. Dalam sambutannya, Bobby menyampaikan dukungan penuh terhadap pengembangan desa percontohan Menabung Air di Ponorogo, yang diharapkan menjadi model nasional gerakan konservasi air.
“Air adalah anugerah sekaligus tantangan. Jika tidak dikelola, ia bisa menjadi bencana,” ujar Bobby, menekankan pentingnya pengelolaan air berbasis komunitas.
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Ketua Menabung Air Foundation Yulia Ayu Srikanthi dan Ir. Bambang Irianto, yang secara resmi bergabung sebagai penasihat yayasan. Selain itu, Kepala Desa Ngunut juga turut menandatangani MoU sebagai bentuk sinergi membangun desa percontohan biopori.
Dalam paparannya, Yulia mengungkapkan bahwa Menabung Air Foundation telah menjangkau lebih dari 13.743 individu, menanam lebih dari 1.755 lubang biopori, serta melibatkan 40 sekolah di 11 kabupaten/kota. Gerakan ini menurutnya bukan hanya kampanye, tetapi aksi nyata.
“Gerakan menabung air dimulai dari desa. Dengan dimulainya pembangunan desa percontohan di Ponorogo, kami berharap ini menjadi gerakan nasional bahkan kolaborasi global. Ponorogo bisa jadi inspirasi dunia,” tutur Yulia.
Ia menegaskan bahwa biopori dipilih karena murah, mudah diterapkan, dan berdampak besar bagi lingkungan. Yayasan ini mengusung dua pendekatan utama: edukasi konservasi air dan aksi penanaman biopori.
Sebelumnya, pada 30 Januari 2025, Bupati Ponorogo juga telah mendeklarasikan program biopori sebagai bagian dari agenda pemerintah daerah untuk konservasi air.
Dengan semakin luasnya dukungan dari berbagai pihak, gerakan Menabung Air menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari lubang kecil di tanah—dari desa, untuk Indonesia, bahkan dunia.
0 Komentar