Ketoprak Matah Ati Warnai Festival Seni Budaya Joglo Kembar 2023 di Setren Slogohimo

Ketoprak Matah Ati Mewarnai Festival Seni Budaya Joglo Kembar 2023 di Setren Slogohimo
Slogohimo, mitrapolrinews.com - Kelompok seni ketoprak Mustika Budaya menggelar pementasan yang luar biasa dalam rangkaian Festival Seni Budaya Joglo Kembar 2023 di Setren Slogohimo. Acara ini berlangsung pada Sabtu, 14 Oktober, dan memukau penonton dengan lakon "Matah Ati."

Lakon "Matah Ati" mengangkat latar belakang sejarah konflik kraton Kartasura dan perjuangan Raden Mas Said dalam upayanya melawan Kompeni Belanda, serta liciknya perilaku Patih Danurejo. Di tengah cerita, lakon juga memadukan drama percintaan antara RM Said dengan Rubiah, seorang gadis dusun anak Kyai Kasan Nuriman dari Dusun Matah Kaliancar. Kisah ini terjadi saat masa pelarian RM Said dari praja Kartasura, di mana dia berjuang melawan kesewenangan Patih Danurejo yang hanya menjadikannya seorang mantri gandhek. Konflik yang melanda RM Said ini pada akhirnya menjadi cikal bakal terbentuknya Kabupaten Wonogiri.

Pementasan ketoprak yang melibatkan seniman dari Kecamatan Slogohimo dan Jatisrono ini berhasil memukau penonton dengan cerita yang sarat konflik dan pesan sejarah. Beberapa tokoh penting dalam pementasan ini melibatkan para seniman dan tokoh masyarakat, termasuk Priyo Hadi Wahyono, seorang perantau dari Kecamatan Slogohimo yang kini menjadi Direktur Yogaatma Consulting Indonesia. Sukadi Linet, seorang pemain ketoprak kawakan, juga ikut serta dalam pementasan ini, bersama dengan Sri Purwanti, Ratno mantan kepala desa, Ning Manto kepala sekolah SD N 1 Slogohimo, Himawan Haris Nursalim Humas RS Amal Sehat Slogohimo, Sugi Mendez, Ratno Lurah Sapatan, Bambing Nayantaka, Rigen Suyatno, Karsi, Suripto, Joko Bulu, Mardjito Yonathan, dan lain-lain.

Penampilan Agus Pramono Camat Slogohimo dalam Ketoprak Matah Ati Mewarnai Festival Seni Budaya Joglo Kembar 2023 di Setren Slogohimo
Sutradara pementasan, Kun Prastowo, yang juga seorang pegiat budaya, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah upaya nyata untuk melestarikan kebudayaan Jawa, khususnya dalam seni tradisional. Kun Prastowo tidak hanya menyutradarai pertunjukan, tetapi juga turun berperan sebagai Pangeran Mangkubumi, menunjukkan kemampuan aktingnya yang luar biasa.

Salah satu momen menarik dalam pementasan ini adalah penampilan memukau dari Agus Pramono, Camat Slogohimo,  yang tampil sebagai bintang tamu dalam pementasan dan memerankan Pangeran Buminoto dengan sangat baik. Aksi panggung Pak Camat bahkan mengagetkan pemeran lainnya, menunjukkan bahwa dia mampu tampil sebagaimana seorang seniman kawakan.

Pementasan ketoprak "Matah Ati" diharapkan menjadi pintu pembuka bagi pertunjukan seni tradisional berikutnya dan mengobati kerinduan warga terhadap seni budaya yang kaya akan sejarah dan pesan moral.

0 Komentar