Anak-Anak Enggan Minum Susu Segar karena Amis, PKK Ponorogo Gelar Workshop Olahan Susu di Pudak

Anak-Anak Enggan Minum Susu Segar karena Amis, PKK Ponorogo Gelar Workshop Olahan Susu di Pudak
Ponorogo, mitrapolrinews.com - Kecamatan Pudak dikenal sebagai sentra sapi perah dengan produksi susu segar melimpah. Namun, di balik potensi tersebut, angka stunting di wilayah ini masih tergolong tinggi. Hal itu menjadi perhatian khusus Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Ponorogo, Susilowati Sugiri Sancoko.

“Pudak ini penghasil susu sapi, tapi angka stuntingnya justru tinggi. Tahun 2024 tercatat ada 84 balita yang mengalami stunting. Kenapa bisa begitu?” ungkap Susilowati saat membuka Workshop Pengolahan Makanan Berbahan Dasar Susu di Kantor Kecamatan Pudak, Senin (14/10/2025). Kegiatan tersebut diikuti 60 peserta dari enam desa di wilayah setempat.

Menurutnya, rendahnya tingkat konsumsi susu masyarakat menjadi salah satu penyebab kurangnya asupan gizi, terutama bagi anak-anak. Padahal, susu merupakan salah satu sumber protein hewani paling mudah diakses warga Pudak. “Dari hasil kunjungan kami ke rumah-rumah, ternyata banyak anak-anak enggan minum susu segar karena dianggap amis,” ujarnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, TP-PKK Kabupaten Ponorogo menggandeng Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Cabang Ponorogo dalam kegiatan edukatif ini. Para peserta diajak mempraktikkan berbagai kreasi olahan susu seperti puding susu oreo, talam waluh susu keju, skotel susu, singkong Thailand susu, hingga puding jagung susu.

Susilowati menekankan pentingnya pemanfaatan bahan pangan lokal dalam penyediaan menu bergizi keluarga. “Pudak memiliki kekayaan pangan luar biasa. Dengan memanfaatkan bahan lokal, kita bisa menghasilkan makanan yang lebih segar, sehat, dan minim bahan tambahan kimia,” jelasnya. Ia juga mengingatkan bahwa susu segar dari peternak lokal memiliki kualitas baik dengan harga lebih terjangkau dibandingkan produk pabrikan.

Sementara itu, Ketua Persagi Ponorogo, Parsono, menyampaikan bahwa susu mengandung gizi lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, D, B12, serta mineral penting seperti kalsium dan fosfor yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak. “Kandungan gizi dalam susu mampu menunjang perkembangan balita, ibu hamil, dan menyusui. Ini menjadi langkah konkret mencegah stunting,” terangnya.

Parsono juga memberikan tips sederhana untuk mengurangi aroma amis pada susu segar dengan memadukannya bersama bahan pangan lokal. “Kami ingin masyarakat tidak lagi enggan minum susu. Setelah workshop ini, harapannya para peserta bisa mengolah susu menjadi makanan bergizi yang disukai anak-anak, sekaligus mendukung ketahanan gizi keluarga,” ujarnya menutup kegiatan.

 

0 Komentar